YAQIN
1. Yaqin adalah keadaan yang dapat menentramkan hati tanpa keragu-raguan dalam segala tindakan.
2. Bahwa keyakinan itu adalah suatu ilmu yang tidak sesatkan angan-angan dan tidak dicampuri keragu-raguan.
3. Bahkan keyakinan itu adalah NurCahaya yang dijadikan oleh Allah di dalam hati hambanya sehinga dengan bantuan “yaqin” itu dapat jelas baginya segala perkara yang ghaib.
( Iqazdul Himam )
Imam Junaidi Al Baghdadi r.a berkata : “ Yakin itu menghilangkan keraguan pada ketika jelasnya yang ghaib”. Beliau juga berkata : “ Bahwa yakin itu, ialah ketetapan ilmu yang tidak berputar-putar dan tidak terombang-ambing serta tidak berubah dalam hati”. (Arrisalatul Qusyairiyah)
Dan berkata Abu Bakar Al-Waraq : “ Bahwa yakin itu adalah kerajaannya Qalbu dan dengan keyakinan itulah menjadi sempurnanya Iman dan yakin itu pulalah kunci makrifatulloh ”
Firman Allah Ta’ala (Q.S. Al Baqarah : 4).
tûïÏ%©!$#ur tbqãZÏB÷sム!$oÿÏ3 tAÌ“Ré& y7ø‹s9Î) !$tBur tAÌ“Ré& `ÏB y7Î=ö7s% Íot�ÅzFy$$Î/ur ö/ãf tbqãZÏ%qムÇÍÈ
Bahwa “Yakin” itu adalah Iman. Tetapi tidaklah tiap “iman” itu adalah yakin, karena iman itu kadang-kadang dapat dimasuki “Ghaiflah/kelalaian. Sedangkan yakin tidak bisa dimasuki kelalaian.
Rasulullah saw bersabda : “ Yang sangat aku takuti diantara ketakutan terhadap umatku, telah lemahnya keyakinannya. Bahwa lemahnya keyakinan itu adalah karena terdorong kepada orang-orang yang lupa agamanya dan karena bergaul orang jahat, bersifat kasar dan berkepala batu.”
a. Makrifat Atas Ilmul Yaqin.
Firman Allah (S. At Takatsur : 5)
žxx. öqs9 tbqßJn=÷ès? zNù=Ïæ ÈûüÉ)u‹ø9$# ÇÎÈ
“Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan (ilmu) yang yakin,
Dengan kata lain diyakininya kebenaran berdasarkan dalil yang dapat diterima oleh akal pikiran, dalam tarap seperti ini, dinamakan makrifat atas ilmul yakin.
b. Makrifat Atas Ainul Yaqin
Firman Allah ( S. At Takatsur: 7 )
¢OèO $pk¨XãruŽtIs9 šú÷ütã ÈûüÉ)u‹ø9$# ÇÐÈ
“ Dan Sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan mata/ 'ainul yaqin”.*
Pengertian ayat tersebut mereka dalam keadaan mencari kebenaran dengan penyaksian mata. Misalnya kita kenal Udin SH itu sebagai ahli hukum, bukannya sekedar ia mempunyai gelar SH, tetapi dengan jalan kita telah membaca buku karangannya tentang ilmu hukum. Dengan jalan ini keyakinan kita menjdi lebih kuat, karena terdukung dengan pandangan lahiriyah maupun pandangan bathiniyah bahwa Udin SH adalah ahli hukum.
c. Makrifat Atas Haqqul Yaqin.
Firman Allah Ta’ala
Inna Haadzaa Lahuwa Haqqul Yaqiin
“ Bahwa sesungguhnya ini adalah benar-benar kenyataan/haqqul
yaqin”.
1. Kita kenal ilmunya Udin SH itu karena ia memakai gelar SH, namun ilmunya itu kita tidak lihat dengan mata kepala.
2. Kita kenal ilmunya dengan jalan kita melihat/membaca karangannya tentang ilmu hukum. Jelasnya kita telah melihat dengan mata telanjang bahwa Udin, memang ahli hukum karena tulisannya itu.
3. Kita kenal ilmunya dengan kebenaran yang hakiki, karena kita menerima ilmunya tanpa perantara lagi. Kita bermusyahadah, berpandang-pandangan dengan dia. Inilah yang dinamakan Makrifat atas Haqqul Yaqin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar