RenunganGusIs _ Renungan_merenungi makna kentut yang bisa membatalkan wudlu dan sholat_Hikmah & Makna kentut dalam kehidupan sehari-hari_sesuatu hal yang sepele tapi bisa merusak atau membatalkan sesuatu yang besar
kENTUT menyebut dan mendengar kata ini, berbagai tanggapan akan muncul. Mungkin juga cemooh atau celaan akan dilempar dari lidah-lidah orang-orang sekitar kita. atau mungkin ada yang tersenyum. Itu belum kentut sesungguhnya. Yang jelas, setiap kentut yang keluar dari sarangnya pasti berhamburan orang yang di dekatnya. Dengan berbagai sumpah serapah dan cacian yang aneh-aneh.
Kita tilik dan kita renungan, mengapa kentut membatalkan Wudlu dan Sholat ? Sekilas tampak sebuah jawaban yang sederhana dan akurat, yaitu karena keluar dari tempat yang kotor (dubur). Sedangkan wudlu adalah sarana untuk menyucikan badan dari segala najis dan sholat adalah sarana untuk menghadap kehadirat Robbi. Sholat tanpa wudlu otomatis tidak syah. Bukan ini maksud dari renungan saya, karena sudah barang tentu hal-hal diatas banyak yang memahami.
Renungan saya mengacu pada sebuah pelajaran hidup yang diberikan Allah dengan sebuah pelajaran yang sarat dengan kebenaran. Dimana hanya sebuah "kEntut" bisa membatalkan atau mengulang sebuah proses wudlu yang begitu penuh dengan gerakan dan doa.
Sekitar ada 8 (delapan) fase tatanan wudlu ; 1. Niat & basmalah, 2. mencuci telapak tangan, 3. berkumur & mencuci lubang hidung, 4. membasuh muka, 5.Membasuh tangan, 6. Mengusap kepala & telinga, 7. Membasuh kaki, 8. ditutup dengan doa.
Sekitar ada 8 (delapan) fase tatanan wudlu ; 1. Niat & basmalah, 2. mencuci telapak tangan, 3. berkumur & mencuci lubang hidung, 4. membasuh muka, 5.Membasuh tangan, 6. Mengusap kepala & telinga, 7. Membasuh kaki, 8. ditutup dengan doa.
Jika kita bayangkan 8 fase adalah sebuah proses perjalanan hidup, seperti anak sekolah selama 8 bulan proses belajar, menginjak ujian akhir dia tidak masuk, secara otomatis dia batal/gagal dan pasti mengulang lagi.
Bagaikan proses dalam pencapaian usaha, bekerja, cita-cita hingga sebuah rencana tidak boleh terkotori oleh sebuah hal seperti kentut. Jika ada kEntut dalam perjalanannya dengan pasti akan batal atau rusaknya urusan tersebut.
Bagaikan proses dalam pencapaian usaha, bekerja, cita-cita hingga sebuah rencana tidak boleh terkotori oleh sebuah hal seperti kentut. Jika ada kEntut dalam perjalanannya dengan pasti akan batal atau rusaknya urusan tersebut.
kEntut dalam kehidupan sangat banyak wujudnya. Seperti halnya kentut yang tidak ada perwujudanya tapi ada baunya. Yang membuat orang jadi tidak senang dan kabur melarikan diri. kEntut dalam kehidupan bisa berasal dari diri sendiri, keluarga, teman, ataupun tetangga dan orang lain.
kEntut yang berasal dari diri sendiri, seperti :
kEntut yang berasal dari diri sendiri, seperti :
- Sifat-sifat jelek kita (baca penyakit-penyakit hati/qolbi), tidak berujud tapi ada efeknya dalam pergaulan (kentut yang tidak bunyi tapi ada baunya)
- Perbuatan-perbuatan jahat kita ( kentut yang berbunyi dan baunya tak sedap ), yang dinikmati oleh orang lain.
- Gaya hidup yang hedionis, boros, dan seenaknya sendiri (kentut yang berasal dari perut yang sakit/maaf mencret )
- dll
kEntut dari keluarga, seperti :
- Pemaksaan kehendak orang tua pada anak karena kebutuhan ekonomi. Sehingga berujung anak menjadi korban dan gagalnya cita-citanya.
- Dogma-dogma keluarga yang tidak berdasar pada Al Qur'an, Hadist dan Ijma' Qiyas para ulama'.
- Istri atau suami yang menggoda atau berbuat jelek.
- Anak yang nakal.
- dll.
kEntut berasal dari teman, seperti :
- Ajak-ajak pada kejelekan.
- mengGosip atau senang membicarakan orang lain (ngerasani_jawa).
- ditipu atau di dholimi.
- dll
kEntut berasal dari tetangga, seperti :
- Tetangga yang iri dan dengki melihat karena materi.
- Tetangga yang selalu mengajak menceritakan kejelekan orang lain.
- Tetangga yang suka adu domba
- Permusuhan pribadi
- Beda pendapat yang berujung pertengkaran dan dendam
- dll
( untuk sementara cukup sekian dulu, nanti akan saya sambung lagi_Renungan Gus Is_Minggu 30 Januari 2011 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar